meteor jatuh

Selasa, 20 Desember 2011

BUNGA WIJOYO KUSUMO
 
Wijaya kusuma sudah menjadi salah satu bunga yang langka dan penuh misteri. Bunganya akan semerbak mewangi ketika mekar. Namun sulit memprediksikan kapan bunga ini bakal mekar.Konon zaman dulu raja-raja di Indonesia yang akan naik tahta harus memetik bunga Wijaya Kusuma dalam keadaan mekar.  
Bunga Wijaya Kusuma hanya akan mekar sesaat dan waktunya pada malam hari saja. Biasanya bunga Wijaya Kusuma banyak tumbuh dikarang. Pulau Nusakambangan adalah salah satu tempat dimana bunga Wijaya Kusuma tumbuh, namun selain di pula Nusakambangan banyak pula terdapat di pulau Kepulauan Seribu, Karimunjawa, Madura dan Bali.

Jika menilik asal dari bunga ini adalah dari daratan Amerika Selatan, yang kemudian menyebar ke Cina dan masuk ke Indonesia di jaman Majapahit. Banyak masyarakat di pulau Jawa percaya bahwa siapa saja yang bisa melihat mekarnya bunga Wijaya Kusuma maka maka ia akan mendapatkan rejeki. “Bunga Wijaya Kusuma atau nama latinnya adalah Epiphyllum Anguliger berjenis kaktus, masuk pada divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Terdapat sekitar 1.500 jenis (famili) dari kaktus. Tumbuhan kaktus bisa hidup subur pada daerah sedang hingga tropis. Demikian juga Wijaya Kusuma” 

MISTERIUS ?
Yang menarik bunga Wijaya Kusuma hanya akan mekar di saat tengah malam saja dan hanya untuk beberapa saat, namun keesokan paginya bunga sudah layu kembali. Tidak semua tanaman Wijaya Kusuma mudah berbunga, semuanya tergantung pada iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaannya.

CIRI –CIRI UMUM
Umumnya tanaman berjenis kaktus memang sukar ditentukan morfologinya, namun tanaman Wijaya Kusuma bisa dilihat dengan jelas bagian daun dan batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Sebenarnya batang tanaman Wijaya Kusuma terbentuk dari helaian daun yang mengecil dan mengeras. Disaat tanaman ini masih muda warna daunnya kuning lembut. Daunnya berupa helaian daun pipih yang keras berwarna hijau berbentuk memanjang dan mengecil pada ujungnya dengan tepi yang bergelombang dan permukaan daun yang halus serta tidak berduri.

Tunas bunga Wijaya Kusuma akan muncul pada gelombang daun, berupa kuncup yang makin lama makin panjang tangkai bunganya hingga bunga itu menjuntai ke bawah. Tangkai dan kuncup bunga biasanya berwarna merah muda tetapi bunganya sendiri berwarna putih. Bunga ini dapat tumbuh baik ditempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari atau pada iklim yang tidak terlalu panas. Bila akan ditanam dalam pot maka lebih baik diberi media tanam campuran lumut Sphagnum, hancuran batang paku tiang, dan pasir bersih sedikit seperti saat menanam anggrek.

PEMBIBITAN
Untuk membibitkan bunga Wijaya Kusuma, bibit bisa diperoleh dengan cara memotong cabangnya sebagai stek. Lalu pilih cabang yang paling bagus seperti daun yang berdaging tebal dan hijau untuk dipotong kurang lebih 15 cm. pertama tunaskan dulu cabang yang digunakan untuk stek tersebut, tetapi tidak boleh ditaruh pada tempat yang lembab. Lebih baik bila kita anginanginkan dulu di tempat teduh selama beberapa hari supaya kering lukanya. Baru kemudian ditancapkan dengan pangkalnya terbenam hanya sedalam 2~4cm. Ingat jangan terlalu dalam karena kalau terlalu dalam akan membusuk cabang steknya. Bila perlu dikasih obat yang mengandung belerang dulu untuk mencegah bakteri pembusukan.

Setelah cabang stek bunga Wijaya Kusuma tersebut berakar, dengan melihat tanda berupa tumbuhnya tunas cabang baru yang muncul segar, stek bisa dipindahkan ke dalam pot berisi media tanam seperti anggrek tadi. Tanaman bunga ini hidup senang kalau akarnya berdesak-desakan, jadi pilih pot yang ukurannya kecil saja. Berilah kesempatan agar kondisi dalam pot mengering dulu, sebelum disirami air berikutnya, karena akar akan mudah busuk. Bunga Wijaya Kusuma biasanya berbunga setahun sekali pada musim hujan dan berkembang mekar di malam hari dengan indahnya. Tahukah anda tentang arti nama bunga tersebut? Wijaya adalah kemenangan, kusuma adalah kembang atau bunga. Jadi arti Wijaya Kusuma adalah kembang/bunga kemenangan.

KHASIAT WIJAYA KUSUMA
Kandungan kimia pada tanaman wijaya kusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Sayangnya komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.

OBAT LUKA
Bahan, 1 helai daun wijayakusuma, Cara membuat: ditumbuk halus, Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut perban.

BATUK DAN DAHAK BERDARAH
Rebus bunga wijayakusuma segar (3-5 kuntum), dengan tiga gelas air sampai tarsisa satu gelas. Tambahkan gula aren (15g). Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

PERDARAHAN RAHIM
Bersihkan bunga wijakusuma segar (2-3 kuntum) dan daging tanpa lemak (50g), lalu potong - potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai semua bahan terendam, lalu tim. Setelah dingin, minum airnya. Isinya dimakan. Lakukan sehari dua kali, masing-masing separuhnya.

SESAK NAPAS
Cuci bunga wijayakusuma segar (3-5 kunum), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan gula batu dan air sampai permukaannya terendam seluruhnya, lalu tim. Setelah dingin, saring dan minum airnya seharidua kali, masing-masing separuhnya. (sylvia fenny, dari berbagai sumber/foto:istimewa)

 

Rabu, 16 November 2011

ujian praktek bahasa rakitan

PRAKTEK ASSEMBLY

NAMA                  : MUKHLISIN
SIA                         : 201023
DOSEN                  : NAHAR MARDIYANTORO,M.kom
PRAKTEK CODING BAHASA RAKITAN


.model small
 .code
 org 100h

 Mulai:
 jmp proses
 kal db 13,10,'Masukkan Password : $'
 kal2 db 10,'Welcome.....!!!$'
 kal3 db 10,'no access...$'

  proses1 :
 mov ah, 09h
 lea dx, kal3
 int 21h

 proses :
 mov ah, 09h
 lea dx, kal
 int 21h
 mov ah, 07h
 int 21h
 cmp al, 'F'
 je pilihan1
 jne proses1
 int 20h

 pilihan1:
 mov ah, 02h
 mov dl, 'X'
 int 21h
 mov ah, 07h
 int 21h
 cmp al, 'I'
 je pilihan2
 jne proses1

 pilihan2:
 mov ah, 02h
 mov dl, 'X'
 int 21h
 mov ah, 07h
 int 21h
 cmp al, 'X'
 je pilihan3
 jne proses1

 pilihan3:
 mov ah, 02h
 mov dl, 'X'
 int 21h
 mov ah, 07h
 int 21h

 je pilihan4
 jne proses1

 pilihan4:
 mov ah, 02h
 mov dl, 'X'
 int 21h
 mov ah, 09h
 lea dx, kal2
 int 21h

 int 20h
 end Mulai



UAS TEORI ASSEMBLY SEMESTER 3

Nama    : MUKHLISIN
NIM    : SIA201023
Dosen    : NAHAR MARDIYANTORO, M.KOM


1.    Pemahaman tentang No Interupsi  adalah :
                 suatu permintaan khusus kepada mikroposesor untuk melakukan sesuatu. Bila terjadi interupsi, maka komputer akan menghentikan dahulu apa yang sedang dikerjakannya dan melakukan apa yang diminta oleh yang menginterupsi.
Pada IBM PC dan kompatibelnya disediakan 256 buah interupsi yang diberi nomor 0 sampai 255. Nomor interupsi 0 sampai 1Fh disediakan oleh ROM BIOS, yaitu suatu IC didalam komputer yang mengatur operasi dasar komputer. Jadi bila terjadi interupsi dengan nomor 0-1Fh, maka secara default komputer akan beralih menuju ROM BIOS dan melaksanakan program yang terdapat disana. Program yang melayani suatu interupsi dinamakan Interrupt Handler.

No Service :
Merupakan nomor layanan pasangan dari nomor interupt sehingga menghasilkan action tertentu. Apabila nomor service diubah dan nomor interupt tetap hasil action berbeda.


2.    Jenis-jenis no servis :
             interrupt 21h service 01h
NO. INTERRUPT    = 21h

NO. SERVICE        = 01h
FUNCTION        = Input 1 Karakter (Keyboard Input)
Mengambil Input Dari Keyboard (Standard Input Device), lalu menampilkan karakter ke layar (Standard Output Device) dan menyimpan karakter tersebut di AL. Penekanan tombol Ctrl-Break akan dicek. Jika tombol tersebut ditekan, interupt 23h akan dieksekusi.
INPUT     :                               
    AH    = 01H                   
OUTPUT     :   
    AL    = Kode ASCII Hasil Input Tercetak di layar


                Interrupt 21h Service 07h
NO. INTERRUPT    = 21h
NO. SERVICE        = 07h
FUNCTION        = Input 1 Karakter Tanpa Echo Tidak Mengecek Ctrl-C (Direct Console Input Without Echo). Menunggu hingga sebuah karakter diketikkan dari standard input device dan menyimpannya ke register AL. Service ini sangat mirip dengan service 01h, hanya saja pada service ini karakter tak ditampilkan ke layar. Service ini tidak mengecek Ctrl-C atau Ctrl-Break. Service ini sering dipakai untuk pemasukan password karena tak menampilkan karakter yang diketikkan.
INPUT     :                               
    AH    = 07H                       
OUTPUT     :   
    AL    = Kode ASCII Yang Ditekan
Interrupt 21h Service 08h
NO. INTERRUPT    = 21h
               NO. SERVICE        = 08h
FUNCTION        = Input 1 Karakter Tanpa Echo Mengecek Ctrl-C (Console Input Without Echo With ^C). Menunggu hingga sebuah karakter diketikkan dari standard input device dan menyimpannya ke AL. Service ini juga tidak menampilkan karakter yang diketikkan ke layar monitor tapi mencek Ctrl-C atau Ctrl-Break. Jika tombol tersebut ditekan, INT 23h akan dieksekusi.
INPUT     :                               
    AH    = 08H                       
OUTPUT     :   
    AL    = Kode ASCII Yang Ditekan


3.    Contoh coding menampilkan karakter yang diinputkan keyboard:
==========================================================
.model small
.code
org 100h
mulai:
    mov ah, 07h
    int 21h


    mov ah, 02h
    mov dl, al
    int 21h


    int 20h
end mulai
==========================================================
4.    Membatasi scoupe pencarian dan penduplikatan, menjalankan routine pada saat komputer sedang mengalami idle (stand by)
5.    Performance pembuatan virus dengan Assembly dibandingkan dengan bahasa tingkat tinggi yaitu :
Bahasa rakitan memungkinkan programmer untuk mengontrol serta memanfaatkan secara penuh kapabilitas yang terdapat atas suatu perangkat keras, berbeda halnya dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang memiliki banyak keterbatasan dalam pemanfaatan secara penuh suatu perangkat keras. Bahasa rakitan menjanjikan tingkat unjuk kerja yang maksimum karena sifatnya yang menerjemahkan secara langsung instruksi rakitan menjadi instruksi mesin, berbeda halnya dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang biasanya menerjemahkan sebuah instruksi menjadi sejumlah kode mesin.

Minggu, 09 Oktober 2011

TUGAS TEORI UTS 20011

UJIAN TENGAH SEMESTER
PEMPROGARAMAN BAHASA RAKITAN (ASSEMBLY)
STMIK WIDYA UTAMA 2011

1.  Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mendevelop sebuah program dengan bahasa Assembly yaitu :
  • Menentukan tujuan pembuatan program
  • Menyusun coding sesuai dengan tujuan yang telah didtetapkan pada Notepad dengan file berekstensi 'ASM"
  • Kemudian jalankan program Assembly menggunakan DOS
  • File yg berkestensi 'ASM' tadi di compile menjadi file yang berekstensi 'OBJ' dengan perintah 'tasm nama file'.
  • Lihat hasil compile apakah terdapat error coding, jika terdapat error coding perbaiki file yang berekstensi 'ASM' tadi pada Notepad. Ulangi langkah k-4
  • Jika sudah tidak ada error coding selanjutnya compile file 'OBJ' menjadi file berkestensi 'COM' dengan perintah 'tlink/t'
  • Uji program tersebut dengan cara memanggil nama file tersebut apakah sudah sesuai dengan tujuan pembuatan program
 2. Perbedaan melakukan linking sebuah file 'OBJ' menggunakan parameter /t dan tanpa /t/t untuk mendeklarasikan urutan eksekusi compile program
Tanpa /t maka terjadi penumpukan data (stack) yaitu tidak bisa menentukan urutan/prioritas eksekusi compile program (program bingung)

3. Contoh coding program pengulangan
==========================================================================
.model small
.code
org 100h
mulai:
    mov ah,02h
    mov dl,'A'
    mov cx,4
    lagi:
    int 21h
    inc dl
    loop lagi
    int 20h
end mulai

Output programnya : A B C D
========================================================================
  4. Analisis coding program.model small
.code
org 100h
mulai:
    mov ah,02h
    mov dl,'B'
    mov cx,8
    lagi:
    int 21h
    inc al
    inc cx
    loop lagi
    int 20h
=========================================================================
Dari analisis coding ditemukan kesalahan dan kekurangan yaitu:
  1. Analisis coding terdapat pada 'inc cx' yang seharusnya 'inc al','inc dl' atau tidak ada 'inc cx'. Karena 'cx' berfungsi untuk menentukan jumlah perulangan.
  2. Coding program kurang perintah mengakhiri yaitu 'end mulai'.
Hasil perbaikan coding :

  1. Jika 'inc cx' diganti dengan 'inc al' hasilnya mencetak huruf 'B' sebanyak 8 kali. Dengan demikian fungsi 'inc al' tidak ada fungsinya karena salah pengalamatan yang seharusnya pengalamtanya ke 'inc dl'
  2. Jika 'inc cx' diganti dengan inc dl hasilnya 'B C D E F G H I' yang artinya looping sebanyak 8 kali dan penambahan 1 (satu) kode ASCII

TUGAS PRAKTEK UTS 2011

UJIAN PRAKTEK MID SEMESTER
STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO
1.
.model small
.code
org 100h
  
mulai:
    mov ah,09h
    mov bl,00000100b
    mov cx, 13
    ulang:
    int 10h
    inc bl
           
    mov ah, 02h
    mov dl,'A'
    mov cx, 13
    lagi:
    je bl
    int 21h
    inc dl
    loop lagi
    int 20h
end mulai

Hasil Output

2.


















===================================================================
.model small
.code
org 100h
mulai:
    vkal db 'STMIK WIDYA UTAMA$'
ulang:
    mov DL, vkal[12]
    mov ah,02h
    int 21h
    int 20h
    mov ax,bx
    cmp ax,11
    je exit
    inc bx
    jmp ulang
    exit:
    int 20h

end mulai
=====================================================================
Output Program













Sabtu, 01 Oktober 2011

                                    SINGLE AND ARRAY VARIABLE
1. Single variable: suatu variable yang menggunakan seluruh ruang penyimpanan.
   Contoh: vkal DB 'HALO'
                mov vkal,'Hi'
   Jika dipanggil maka isi variable HALO diganti dengan Hi
2. Array Variable: Suatu variable yangg menggunakan split dalam penyimpanannya (ruang penyimpanan disekat)
             Contoh:
                        .model small
                        .code
                       org 100h
             Mulai :
                      vkal DB 'HALO'
            Proses:
                     mov DL, vkal[1]
                     mov ah, 02h
                     int 21h   
                    int 20h   
           end mulai


   Jika dipanggil maka isi variable HALO akan mencetak 1 karakter ke register DL yaitu A karena nilai Array variable dimulai dari 0 (nol). Jika melebihi dari nilai Array variable yaitu 4 (dalam contoh maksimal 3) maka processor membaca: Out of Range/Out of Character
Berikut adalah contoh script untuk mencetak S pada pada kalimat MY NAME IS SARJU melalui perulangan. Caranya:
1. Buatlah script berikut di Notepad
            .model small
                     .code
                     org 100h
            mulai:
                    vkal db 'MY NAME IS SARJU$'
            ulang:
                   mov DL, vkal[11]
                   mov ah,02h
                       int 21h
                          int 20h
                            mov ax,bx
                               cmp ax,11
                                  je exit
                                     inc bx
                                       jmp ulang
                                           exit:
                                              int 20h
                               end mulai.
2. Save file : array.asm
3. Run dengan program ASM di DOS
    - Arahkan ke folder program asm (cd ..)
    - Ketik tasm array.asm (file asm)
    - ketik tlink/t array.obj
    - ketik array maka akan tampil hanya huruf "S" dari kalimat "MY NAME IS SARJU$"
Lebih jelas lihat output programnya berikut :



Senin, 19 September 2011

PEMBAHASA DAN CONTOH
DATA NOMINAL, ORDINAL, INTERVAL DAN DATA RATIO
A.    Pendahuluan
Beberapa ahli berpendapat bahwa pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah diantaranya adalah melakukan langkah-langkah sistematis. Metode ilmiah adalah merupakan pengejaran terhadap kebenaran relatif yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena keberadaan dari ilmu itu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karenanya, penelitian dan metode ilmiah, jika tidak dikatakan sama, mempunyai hubungan yang relatif dekat. Karena dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum, akan mudah dijawab.
Menuruti Schluter (Moh Nazir, 2006), langkah penting sebelum sampai tahapan analisis data dan penentuan model adalah ketika kita melakukan pengumpulan dan manipulasi data sehingga bisa digunakan bagi keperluan pengujian hipotesis. Mengadakan manipulasi data berarti mengubah data mentah dari awal menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antar fenomena. Kelaziman kuantifikasi sebaiknya dilakukan kecuali bagi atribut-atribut yang tidak dapat dilakukan. Dan dari kuantifikasi data itu, penentuan mana yang dikatakan data nominal, ordinal, interval dan ratio bisa dilakukan demi memasuki wilayah penentuan model.
Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, melakukan analisis berdasarkan pada kerangka hipotesis dilakukan dengan membuat model matematis untuk membangun refleksi hubungan antar fenomena yang secara implisit sudah dilakukan dalam rumusan hipotesis. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah. Data bisa memiliki makna setelah dilakukan analisis dengan menggunakan model yang lazim digunakan dan sudah diuji secara ilmiah meskipun memiliki peluang menggunakan alat analisis lain. Akan tetapi masing-masing model, jika ditelaah satu demi satu, sebenarnya hanya sebagian saja yang bisa digunakan untuk kondisi dan data tertentu. Ia tidak bisa digunakan untuk menganalisis data jika model yang digunakan kurang sesuai dengan bagaimana kita memperoleh data jika menggunakan instrumen. Timbangan tidak bisa digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang. Sebaliknya meteran tidak bisa digunakan untuk mengukur berat badan seseorang. Karena masing-masing instrumen memiliki kegunaan masing-masing.
Dalam hal ini, tentu saja kita tidak ingin menggunakan model analisis hanya semata-mata karena menuruti selera dan kepentingan. Suatu model hanya lazim digunakan setelah kita mempertimbangkan kondisi bagaimana data dikumpulkan. Karena dalam teori, alat analisis model adalah alat yang tidak bisa digunakan dalam kondisi yang tidak sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan logis. Ia memang bisa digunakan untuk menghitung secara matematis, akan tetapi tidak dalam teori. Banyaknya konsumsi makanan tentu memiliki hubungan dengan berat badan seseorang. Akan tetapi banyaknya konsumsi makanan penduduk pulau Nias, tidak akan pernah memiliki hubungan dengan berat badan penduduk Kalimantan. Motivasi kerja sebuah perusahaan makanan ringan, tidak akan memiliki hubungan dengan produktivitas petani Sawit. Model analisis statistik hanya bisa digunakan jika data yang diperoleh memiliki syarat-syarat tertentu. Salah satu diantaranya adalah masing-masing variabel tidak memiliki hubungan linier yang eksak. Data yang kita peroleh melalui instrumen pengumpul data itu bisa dianalisis dengan menggunakan model tanpa melanggar kelaziman.

        Bagi keperluan analisis penelitian ilmu-ilmu sosial, teknik mengurutkan sesuatu ke dalam skala itu artinya begitu penting mengingat sebagian data dalam ilmu-ilmu sosial mempunyai sifat kualitatif. Atribut saja sebagai objek penelitian selain kurang representatif bagi peneliti, juga sebagian orang saat ini menginginkan gradasi yang lebih baik bagi objek penelitian. Orang selain kurang begitu puas dengan atribut baik atau buruk, setuju atau tidak setuju, tetapi juga menginginkan sesuatu yang berada diantara baik dan buruk atau diantara setuju dan tidak setuju. Karena gradasi, merupakan kelaziman yang diminta bagi sebagian orang bisa menguak secara detail objek penelitian. Semakin banyak gradasi yang dibuat dalam instrumen penelitian, hasilnya akan makin representatif.
Menuruti Moh. Nazir (2006), teknik membuat skala adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif (atribut) menjadi suatu urutan kuantitatif (variabel). Mengubah fakta-fakta kualitatif menjadi urutan kuantitatif itu telah menjadi satu kelaziman paling tidak bagi sebagian besar orang, karena berbagai alasan. Pertama, eksistensi matematika sebagai alat yang lebih cenderung digunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan sehingga bisa mengundang kuantitatif variabel. Kedua, ilmu pengetahuan, disamping akurasi data, semakin meminta presisi yang lebih baik, lebih-lebih dalam mengukur gradasi. Karena perlunya presisi, maka kita belum tentu puas dengan atribut baik atau buruk saja. Sebagian peneliti ingin mengukur sifat-sifat yang ada antara baik dan buruk tersebut, sehingga diperoleh suatu skala gradasi yang jelas.
B.     Pembahasan
   a.                  1. Data nominal
Sebelum kita membicarakan bagaimana alat analisis data digunakan, berikut ini akan diberikan ulasan tentang bagaimana sebenarnya data nominal yang sering digunakan dalam statistik nonparametrik bagi mahasiswa. Menuruti Moh. Nazir, data nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. Begitu juga tentang suku, yakni Dayak, Bugis dan Badui. Tentang partai, misalnya Partai Bulan, Partai Bintang dan Partai Matahari. Masing-masing kategori tidak dinyatakan lebih tinggi dari atribut (nama) yang lain. Seseorang yang pergi ke Jakarta, tidak akan pernah mengatakan dua setengah kali, atau tiga seperempat kali. Tetapi akan mengatakan dua kali, lima kali, atau tujuh kali. Begitu juga tentang ukuran jumlah anak dalam suatu keluarga. Numerik yang dihasilkan akan selalu berbentuk bilangan bulat, demikian seterusnya. Tidak akan pernah ada bilangan pecahan. Data nominal ini diperoleh dari hasil pengukuran dengan skala nominal. Menuruti Sugiono, alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang digunakan untuk data nominal adalah Coefisien Contingensi. Akan tetapi karena pengujian hipotesis Coefisien Contingensi memerlukan rumus Chi Square (χ2), perhitungannya dilakukan setelah kita menghitung Chi Square. Penggunaan model statistik nonparametrik selain Coefisien Contingensi tidak lazim dilakukan.

   b                     2.  Data ordinal
.Bagian lain dari data kontinum adalah data ordinal. Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Jika kita memiliki sebuah set objek yang dinomori, dari 1 sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, bila dinyatakan dalam skala, maka jarak antara data yang satu dengan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik sampai ke yang paling buruk. Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir), mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju. Atau jawaban pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, dengan kode 5, kadang-kadang saja menghadiri, dengan kode 4, kurang menghadiri, dengan kode 3, tidak pernah menghadiri, dengan kode 2 sampai tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang lazim digunakan untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation.

   c.                     3.  Data interval
Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval. Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur dengan ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C dan A adalah 3 – 1 = 2. Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6 – 3 = 3. Akan tetapi tidak bisa dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali prestasi mahasiswa A ataupun prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari prestasi mahasiswa B. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik parametrik yang lazim digunakan untuk data interval ini adalah Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple Regression.

   d.                   4.  Data ratio
Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur dinamakan ukuran ratio (data rasio). Data ratio, yang diperoleh melalui mengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas. Oleh karena ada titik nol, maka data ratio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada data ratio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dilihat dengan ukuran rasio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan pengemudi C adalah 4/3 kali pendapatan pengemudi B. Dengan kata lain, rasio antara pengemudi C dan A adalah 4 : 1, rasio antara pengemudi D dan A adalah 5 : 1, sedangkan rasio antara pengemudi C dan B adalah 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000, dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh data rasio lainnya adalah berat badan bayi yang diukur dengan skala rasio. Bayi A memiliki berat 3 Kg. Bayi B memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur dengan skala rasio, maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. Bayi B memiliki rasio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C memiliki rasio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data rasio. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) yang digunakan adalah statistik parametrik dan yang lazim digunakan untuk data ratio ini adalah Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple Regression.
Sesuai dengan ulasan jenis pengukuran yang digunakan, maka variabel penelitian lazimnya bisa di bagi menjadi 4 jenis variabel, yakni variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel ratio. Variabel nominal, yaitu variabel yang dikategorikan secara diskrit dan saling terpisah satu sama lain, misalnya status perkawinan, jenis kelamin, suku bangsa, profesi pekerjaan seseorang dan sebagainya. Variabel ordinal adalah variabel yang disusun atas dasar peringkat, seperti motivasi seseorang untuk bekerja, peringkat perlombaan catur, peringkat tingkat kesukaran suatu pekerjaan dan lain-lain. Variabel interval adalah variabel yang diukur dengan ukuran interval seperti indek prestasi mahasiswa, skala termometer dan sebagainya, sedangkan variabel rasio adalah variabel yang disusun dengan ukuran ratio seperti tingkat penganggguran, penghasilan, berat badan, dan sebagainya.

   e.                     5. Konversi variabel ordinal
Adakalanya kita tidak ingin menguji hipotesis dengan alat uji hipotesis statistik nonparametrik dengan berbagai pertimbangan, baik dari segi biaya, waktu maupun dasar teori. Misalnya kita ingin melakukan uji statistik parametrik Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regresion dan Multiple Regression, padahal data yang kita miliki adalah hasil pengukuran dengan skala ordinal, sedangkan persyaratan penggunaan statistik parametrik adalah selain data harus berbentuk interval atau ratio, data harus memiliki distribusi normal. Jika kita tidak ingin melakukan uji normalitas karena data yang kita miliki adalah data ordinal, hal itu bisa saja kita lakukan dengan cara menaikkan data dari pengukuran skala ordinal menjadi data dalam skala interval dengan metode Suksesive Interval..
Menuruti Al-Rasyid, menaikkan data dari skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi data. Transformasi data itu dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan Metode Suksesive Interval (MSI). Tujuan dari dilakukannya transformasi data adalah untuk menaikkan data dari skala pengukuran ordinal menjadi skala dengan pengukuran interval yang lazim digunakan bagi kepentingan analisis statistik parametrik. Transformasi data ordinal menjadi interval itu, selain merupakan suatu kelaziman, juga untuk mengubah data agar memiliki sebaran normal. Artinya, setelah dilakukan transformasi data dari ordinal menjadi interval, penggunaan model dalam suatu penelitian tidak perlu melakukan uji normalitas. Karena salah satu syarat penggunaan statistik parametrik, selain data harus memiliki skala interval (dan ratio), data juga harus memiliki distribusi (sebaran) normal. Dengan dilakukannya transformasi data, diharapkan data ordinal sudah menjadi data interval dan memiliki sebaran normal yang langsung bisa dilakukan analisis dengan statistik parametrik. Berbeda dengan ststistik nonparametrik, ia hanya digunakan untuk mengukur distribusi. (Ronald E. Walpole).

   
                                   MODEL PERHITUNGAN STATISTIK

Dalam mencari RATA-RATA/MEAN dalam statistik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
Pertama
Rata Hitung (arithmatic mean)

Berdasarkan datanya Rata Hitung ada dua yaitu rata-rata hitung data tunggal dan rata-rata data berkelompok.

Contoh :
Rata-rata hitung Data tunggal















Contoh :
Mencari rata-rata hitung dari data berkelompok :















Kedua:
Rata Bertimbang


Contoh  

 













Ketiga
Rata Geometric


Contoh


 

Selasa, 16 Agustus 2011

TUGAS BAHASA RAKITAN


STMIK WIDYA UTAMA

MENAMPILKAN NILAI GANJIL ATAU GENAP PADA BAHASA RAKITAN

MENAMPILKAN KARAKTER URUTAN GANJIL HURUF GANJIL
 
Dalam mengurutkan huruf ganjil atau genap Bahasa Rakitan yang pertama harus mengetahui kode ASCII dari huruf tersebut misalkan. Untuk kode ASCII dari huruf "A" adalah 65, kemudian huruf B, C, D dst. kita tinggal menambahkan satu angka, misal B kode ASCII 66 begitu seterusnya.
Contoh penulisan syntaknya :

Keterangan :
mov ah = perintah memindahkan

(mencopy)   variabel,
02h


 

Minggu, 14 Agustus 2011

TUGAS BAHASA RAKITAN

                                                    STMIK WIDYA UTAMA

NAMA                 : MUKHLISIN
NIM                     : 201023
MAKUL              : BAHASA RAKITAN
DOSEN               : NAHAR MARDIYANTORO, M.Kom

 Membuat file extensi dengan Assembler
 Untuk membuat file tersebut kita membutuhkan program compiler.
sekarang saya menggunakan program ASM sebagai compilernya. Yang belum ada silakan ambil
disini

Contoh coding untuk menampilkan karakter....
 







Berikut langkah-langkah penyimpan file:

2. Buka command prompt dan masuk ke direktori program ASM



3. Panggil file Test.ASM yang sudah dibuat sebelumnya

    Maka pada direktori program ASM akan terdapat file Test.OBJ

4. Me-link-kan file Test.OBJ dan akan menghasilkan file extensi .COM


5. Jalankan file yang sudah ber-extensi .COM hasil dari langkah no.4

     Dari coding di atas menampilkan susunan karakter "MUKHLISIN"


Untuk Perintah-perintah dasar assembler silakan ambil
disini